Berita Utama

5 Penyebab Adanya Benjolan di Bibir Vagina, Wanita Wajib Waspada

Pembahasan tentang benjolan di bibir vagina sering kali memunculkan kekhawatiran dan kebingungan pada banyak perempuan. Benjolan ini bisa menjadi tanda dari berbagai kondisi medis, mulai dari yang ringan hingga yang serius. Memahami penyebab dan gejala yang mungkin terkait dengan benjolan di bibir vagina sangat penting untuk kesehatan dan kenyamanan.

Bagi yang sedang mengalami benjolan di bibir area kewanitaan maka jangan terlalu khawatir. Ketahui dahulu beberapa penyebabnya sehingga muncul benjolan di bibir vagina ini. Adapun penyebabnya adalah sebagai berikut:

1. Kista Bartholin

Penyebab adanya benjolan di bibir vagina adalah kista bartholin. Terjadi penonjolan yang tak diinginkan di daerah sekitar vagina dapat merujuk pada kondisi medis yang dikenal sebagai kista Bartholin. Kelenjar Bartholin, yang bertugas menghasilkan cairan pelumas untuk menjaga kelembaban vagina, terletak di sekitar bibir vagina.

Pada beberapa keadaan, kelenjar Bartholin dapat mengalami penyumbatan, mengakibatkan cairan terperangkap dalam kelenjar itu sendiri. Inilah yang kemudian menjadi pemicu pembentukan pembengkakan yang sering disebut sebagai kista Bartholin.

Apabila terjadi infeksi, benjolan yang terasa lembut ini bisa memproduksi nanah atau abses. Beberapa gejala infeksi yang umumnya timbul mencakup demam, kemerahan pada kulit sekitar, serta rasa nyeri saat beraktivitas seperti berjalan, duduk, atau berhubungan seksual.

2. Varises Vagina

Varises pada area vagina adalah kondisi di mana pembuluh darah vena mengalami pembengkakan, yang dapat menimbulkan benjolan di sekitar bibir vagina. Biasanya, kondisi ini diakibatkan oleh faktor-faktor seperti kehamilan atau penuaan.

Pembengkakan pada varises vagina umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, namun terkadang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, terutama ketika pembengkakan semakin membesar dan menimbulkan rasa gatal.

Jika varises vagina disebabkan oleh kehamilan, kondisi ini akan menghilang secara alami setelah proses persalinan. Namun, pada wanita yang tidak sedang hamil, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat.

3. Rambut Tumbuh ke Dalam Kulit

Ketidakcocokan dalam perawatan setelah mencukur, melakukan waxing, atau mencabut rambut di daerah sekitar bibir vagina dapat meningkatkan risiko pertumbuhan rambut ke dalam kulit.

Kondisi ini dapat menghasilkan benjolan di sekitar bibir vagina, seringkali disertai dengan rasa nyeri atau gatal. Daerah yang terkena benjolan juga cenderung memiliki warna yang lebih gelap daripada kulit di sekitarnya.

Sebelum melakukan proses pencukuran atau pencabutan rambut, penting untuk memastikan kebersihan alat yang akan digunakan. Setelah menghilangkan rambut yang tidak diinginkan, sebaiknya lakukan eksfoliasi setelah satu hari untuk menghindari penumpukan sel-sel kulit mati yang dapat menghambat pertumbuhan rambut.

4. Kutil Kelamin

Kutil kelamin merupakan salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV). Penularan virus ini dapat terjadi melalui hubungan seksual tanpa pengaman dan aktivitas seksual yang melibatkan pergantian pasangan.

Gejala kutil di area kelamin dapat berupa rasa gatal, sensasi terbakar, perubahan cairan vagina yang tidak normal, bahkan perdarahan dari kutil tersebut.

Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala yang disebutkan di atas. Penanganan kutil kelamin memerlukan perawatan medis yang tepat. Hindari untuk mencoba membuang kutil sendiri atau menggunakan obat-obatan bebas tanpa anjuran dari dokter, karena hal ini dapat menyebabkan komplikasi, seperti infeksi bakteri.

5. Kanker Vulva

Benjolan di daerah sekitar bibir vagina juga dapat menjadi tanda-tanda terjadinya kanker vulva. Gejala lainnya meliputi perubahan warna kulit di sekitar vagina, sensasi terbakar, dan perdarahan atau keputihan yang tidak normal yang berlangsung selama beberapa minggu.

Kanker vulva sering kali berkembang di daerah bibir vagina. Wanita yang merokok, terinfeksi HPV, atau berusia di atas 50 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini. Walaupun demikian, vaksinasi HPV telah terbukti dapat mengurangi risiko terjadinya kanker vulva.

Selain penyakit yang telah disebutkan, benjolan di sekitar bibir vagina juga dapat disebabkan oleh penyakit lain seperti herpes genital, kanker vagina, sifilis, lichen sclerosus, atau pembengkakan kelenjar getah bening.

Itulah penjelasan mengenai benjolan di bibir vagina. Pada dasarnya, cara mengatasi benjolan di bibir vagina perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Oleh karena itu, jika benjolan yang muncul di bibir vagina tidak kunjung hilang, sebaiknya segera periksakan ke dokter agar diketahui penyebabnya dan diobati dengan tepat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button