Gejala Tuberkulosis Pada Anak Mirip Flu Biasa yang Wajib Dikenali
Selain penyintas HIV/ AIDS, lansia, perokok aktif, dan penyintas diabetes melitus, anak juga berisiko tinggi menderita tuberkulosis. Hal ini karena daya tahan tubuh anak masih lemah. Penting mengenal gejala tuberkulosis pada anak agar dapat menanganinya.
Tuberkulosis muncul akibat terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Menular melalui droplet penderita tuberkulosis aktif ketika bicara, tertawa, bersin, atau batuk, yang mengenai anak. Terlambat mengenali gejala tuberkulosis berdampak pada paru, kelenjar, tulang belakang, ginjal, bahkan otak.
Tingkat Tuberkulosis Pada Anak.
Berdasarkan data final 2021 yang dilansir dari laman tbindonesia.or.id., terdapat 42.187 kasus tuberkulosis pada anak. Namun perlu diketahui bahwa penyakit tuberkulosis pada anak memiliki beberapa tingkatan:
- Tingkat terpapar/terinfeksi. Merupakan awal anak melakukan kontak dengan penderita tuberkulosis. Anak tidak memiliki gejala, hasil tes darah normal, dan hasil tes kulitnya negatif tuberkulosis.
- Tingkat infeksi tuberkulosis laten. Walau sudah terinfeksi tuberkulosis, anak tidak menunjukkan gejala. Sistem kekebalan tubuh anak menyebabkan bakteri tidak aktif dan tidak dapat menginfeksi orang lain.
- Tingkat tuberkulosis aktif. Pada tingkatan tertinggi, anak positif tuberkulosis dan memiliki gejala aktif. Jika tidak ditangani dengan baik anak dapat menyebarkan infeksi tuberkulosis kepada orang lain.
Makin tinggi tingkatannya, gejala tuberkulosis anak mengalami komplikasi. Ketika anak hanya batuk, demam, dan lemas lakukan isolasi di rumah. Namun apabila berat badan anak menyusut, demam tinggi, dan berkeringat saat malam periksa ke dokter.
Beberapa Gejala Tuberkulosis Mirip Flu Biasa
Dari tbindonesia.or.id diketahui, dari 10.000 balita ada 22 anak menderita tuberkulosis. Sedangkan pada rentang usia 5 – 14 tahun, dari 10.000 anak ada 12 yang menderita tuberkulosis. Beberapa gejala tuberkulosis pada anak mirip dengan flu biasa.
- Batuk-batuk selama dua minggu atau lebih. Batuk yang terus menerus dan sulit berhenti, membuat kondisi tubuh anak semakin lemah.
- Nafsu makannya menurun. Mulai dari makanan yang tersedia hingga dibelikan makanan kesukaan, tidak membuat selera makan anak membaik.
- Lebih sulit menarik nafas. Hal ini karena anak merasa sesak dan nyeri di dada ketika bernafas.
- Anak terlihat tidak aktif. Anak merasa kurang enak badan karena lebih lemah, letih, dan lesu daripada biasanya.
- Berat badan anak turun terus. Selama 3 bulan berturut-turut anak tetap kecil atau kurus terus menerus.
- Demam tinggi selama dua minggu atau lebih. Suhu badan yang tinggi mengisyaratkan terjadi infeksi di dalam tubuh anak.
- Keringatan di malam hari. Walau anak hanya duduk, tiduran, atau tidak melakukan aktivitas berat tapi keringatnya terus keluar.
- Anak mengalami kejang. Infeksi bakteri yang berlangsung lama membuat anak demam tinggi hingga bisa tak sadarkan diri.
- Batuk bercampur darah. Anak yang batuk terus menerus karena saluran pernafasannya terinfeksi, membuat tenggorokan iritasi dan terluka.
- Mengaktifkan kelenjar tubuh. Kelenjar berupa benjolan muncul di area sekitar leher, di bawah lengan, dan juga lipatan paha. Selain tuberkulosis bisa mempengaruhi paru, juga bisa mengakibatkan pembengkakan pada kelenjar.
Itulah beberapa gejala tuberkulosis pada anak yang mirip dengan flu biasa. Hal ini perlu diketahui sejak dini sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi.
Dari gejala pertama hingga keempat, dialami juga oleh anak yang sedang flu biasa. Namun gejala kelima hingga kesepuluh, hanya dialami anak tuberkulosis aktif. Ikuti anjuran pemerintah melakukan vaksinasi BCG sesuai usia anak, untuk mencegah tuberkulosis.