Ciri Ciri Keputihan yang Bahaya dan Cara Mengatasinya
Keputihan ditandakan dengan adanya cairan yang keluar dari alat kelamin. Kondisi ini adalah situasi umum yang sering terjadi pada diri perempuan. Meskipun merupakan kondisi yang lazim, tetap perlu waspada dan memahami ciri ciri keputihan yang bahaya bagi perempuan.
Data Kementerian Kesehatan tahun 2010 menyatakan bahwa lebih dari 75 persen perempuan pernah mengalami keputihan. Akan tetapi, jangan khawatir karena terdapat banyak cara untuk mengatasinya. Berikut adalah ciri ciri keputihan yang bahaya dan cara mengatasinya dengan tepat.
Ciri Ciri Keputihan
Keputihan tidak selamanya berbahaya bagi tubuh. Oleh karena itu, tidak perlu langsung panik jika mengalami keputihan. Namun tentunya ada juga yang berbahaya. Berikut ulasannya:
-
Ciri Keputihan Normal
Sebelum memahami ciri keputihan yang bahaya, perlu untuk mengetahui ciri keputihan yang normal. Berikut ulasannya:
- Cairan yang dikeluarkan encer
- Cairan berwarna bening, krem, atau tidak berwarna
- Tidak mengeluarkan bau
- Tidak membuat rasa gatal
- Cairan yang dikeluarkan jumlahnya sedikit
2. Ciri Keputihan Berbahaya
Sebaliknya, berikut adalah berbagai ciri keputihan yang bahaya sehingga harus diketahui dan diwaspadai:
- Tekstur cairan kental
- Cairan terlihat keruh
- Jumlah cairan yang dikeluarkan banyak
- Cairan berwarna putih susu
- Mengeluarkan bau tidak sedap
- Membuat rasa gatal
- Menghasilkan bercak pada pakaian dalam
Penyebab keputihan yang berbahaya seringkali karena adanya infeksi. Hal ini juga dapat dipicu banyak hal, seperti jamur, bakteri, atau parasit. Keputihan yang berbahaya juga dapat menjadi gejala dari penyakit kelamin lainnya seperti polip serviks.
Cara Mengatasi Keputihan dengan Tepat
Terdapat berbagai solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi keputihan dengan tepat. Berbagai cara ini tentunya dapat dilakukan sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing. Ada baiknya segera periksa ke dokter jika kondisi sudah parah.
1. Menggunakan obat antibiotik
Penggunaan antibiotik tentunya perlu atas resep dokter. Cara ini dapat dilakukan jika penyebab keputihan adalah karena infeksi bakteri. Antibiotik biasanya dapat dikonsumsi secara rutin untuk mengatasi keputihan.
Selain antibiotik yang diminum, terdapat juga pilihan antibiotik lain. Hal ini dapat berupa krim atau salep yang dioleskan ke alat kelamin. Cara ini tentunya juga dilakukan sesuai dengan resep dokter.
2. Menggunakan Obat Antijamur
Berbeda dengan antibiotik, obat anti jamur dapat dikonsumsi tanpa resep dokter. Hal ini bisa dilakukan jika terdapat infeksi ragi berulang. Infeksi ini adalah salah satu penyebab dari keputihan pada perempuan.
Obat anti jamur dapat dibeli dalam bentuk krim atau juga tablet yang diminum. Meskipun dapat digunakan dengan bebas, ada baiknya konsultasikan dengan dokter jika kondisi tidak membaik. Hal ini agar kondisi keputihan tidak semakin parah.
3. Mengganti Pakaian Dalam Secara Rutin
Cara ini dapat dilakukan untuk mencegah semakin buruknya kondisi keputihan. Hal ini bisa dilakukan terutama saat sedang berkeringat. Kondisi berkeringat dalam membuat pakaian dalam menjadi lembab dan tidak bersih.
Pakaian dalam yang digunakan sebaiknya merupakan bahan katun. Bahan ini sangat optimal dalam menyerap keringat sehingga area tubuh tidak lembab. Area tubuh yang lembab tidak baik karena dapat mengundang tumbuhnya bakteri.
4. Menjaga Kebersihan Vagina Setiap Saat
Menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh adalah hal yang penting. Alat kelamin yang bersih tentunya dapat mencegah munculnya keputihan. Cara ini juga dapat membantu keputihan agar tidak semakin parah.
Kebersihan dapat dijaga seperti dengan membasuh alat kelamin setiap dari toilet. Selain itu, perlu juga untuk menggunakan tissue agar tidak lembab. Pastikan tissue yang digunakan berbahan lembut agar tidak iritasi.
Demikianlah berbagai ciri ciri keputihan yang bahaya. Terdapat juga beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Apabila kondisi semakin parah, silahkan segera mengunjungi dokter agar mendapatkan penanganan yang lebih sesuai.