5 Cara Memperbaiki Skin Barrier Wajah Agar Kulit Kembali Sehat
Mengatasi kerusakan pada skin barrier bisa menjadi langkah penting bagi kulit yang sering mengalami masalah, seperti gatal, permukaan yang kasar, atau rentan terhadap jerawat. Dengan menerapkan berbagai cara memperbaiki skin barrier wajah, kulit akan lebih tahan terhadap berbagai faktor lingkungan seperti polusi, bahan kimia, sinar UV, dan mikroorganisme penyebab penyakit.
Seperti y ang telah diketahui bahwa, skin barrier merupakan lapisan paling luar dari kulit yang berfungsi sebagai pelindung bagi tubuh. Struktur ini terdiri dari sel-sel kulit yang keras, protein, dan asam lemak.
Ketiga komponen ini berperan dalam menjaga kelembapan kulit dan melindungi dari radikal bebas, kuman, zat kimia berbahaya, serta paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari. Skin barrier yang dalam kondisi baik dapat mencegah kehilangan air dari dalam tubuh melalui pori-pori kulit, sehingga mencegah dehidrasi dan menjaga kulit tetap lembap.
Oleh karena itu, dalam penjelasan ini akan diberikan beberapa metode yang bisa dilakukan untuk memperrbaiki skin barrier pada wajah. Berikut diantaranya:
1. Gunakan Sabun Berbahan Lembut
Sebagian besar sabun mandi mengandung sodium lauryl sulfate (SLS) atau surfaktan, yang berfungsi untuk menghilangkan kotoran dari kulit. Namun, surfaktan merupakan bahan kimia yang cukup keras dan dapat merusak penghalang kulit (skin barrier), menyebabkan kulit menjadi kering.
Untuk memperbaiki penghalang kulit yang telah rusak, disarankan untuk beralih ke sabun mandi yang mengandung bahan alami, seperti cocoa butter, minyak zaitun, aloe vera, atau minyak jojoba. Selain itu, memilih sabun yang mengandung gliserin juga dapat membantu menjaga kelembapan kulit.
2. Lakukan Eksfoliasi Secukupnya
Eksfoliasi adalah proses perawatan kulit yang bertujuan untuk menghilangkan sel-sel kulit mati yang menempel di permukaan. Dengan melakukan eksfoliasi, sel-sel kulit lama yang tidak lagi berfungsi dapat digantikan oleh sel-sel baru yang lebih sehat.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa eksfoliasi yang dilakukan secara berlebihan atau terlalu sering dapat merusak lapisan pelindung kulit (skin barrier) dan bahkan berpotensi menyebabkan cedera pada kulit. Oleh karena itu, penting untuk tetap melakukan eksfoliasi, karena penumpukan sel-sel kulit mati dapat menyebabkan kulit tampak kusam dan kasar, serta dapat menyumbat pori-pori.
3. Hindari Gesekan Pada Kulit
Untuk memperbaiki skin barrier, penting untuk melindungi kulit dari gesekan yang dapat merusak. Hal ini akan membantu mencegah kerusakan yang lebih serius dan mendukung proses pemulihan skin barrier oleh tubuh.
Menggaruk adalah salah satu bentuk gesekan yang dapat merusak skin barrier. Oleh karena itu, meskipun kulit terasa gatal, sebaiknya hindari menggaruk atau menggunakan bahan yang kasar. Sebagai alternatif, gunakan salep atau lotion yang dirancang khusus untuk meredakan gatal.
4. Gunakan Air Dingin Saat Mandi
Mandi dengan air panas dapat menghilangkan lapisan minyak alami yang melindungi skin barrier, yang berperan penting dalam menjaga kelembapan kulit. Hal ini dapat menyebabkan kulit menjadi kering.
Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada skin barrier dan mendukung proses pemulihan, sebaiknya mandi menggunakan air dingin atau air hangat yang tidak terlalu panas. Selain itu, batasi waktu mandi, cukup sekitar 5 hingga 10 menit.
5. Lindungi Kulit dari Sinar Matahari
Untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari, penting untuk menggunakan tabir surya atau lotion yang mengandung SPF atau filter UV saat beraktivitas di luar ruangan di siang hari. Metode ini berfungsi untuk memperkuat skin barrier, karena dapat melindungi kulit dari efek buruk sinar UV.
Di samping itu, sebaiknya batasi waktu beraktivitas di bawah sinar matahari langsung. Jika perlu berada di luar untuk waktu yang lama, gunakan topi, payung, atau pakaian lengan panjang sebagai langkah perlindungan tambahan bagi kulit.
Itulah uraian terkait dengan beberapa cara memperbaiki skin barrier wajah yang bisa dilakukan. Tentunya hal ini bisa dilakukan secara mandiri tanpa menggunakan bahan obat obatan.